Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, 17 Mei 2022, menguat 0,68 poin atau 0,46 persen.
Rupiah menguat di posisi Rp 14.629 per dolar Amerika Serikat atau sedikit bergeser dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.697.
Rupiah menguat meski dibayangi kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar Amerika pada perdagangan hari ini.
“Pasar kemungkinan masih mengantisipasi perubahan kebijakan pengetatan moneter Amerika yang lebih agresif di bulan-bulan mendatang,” ujar Ariston, Selasa.
Indeks dolar Amerika, meski terkoreksi dari level tertingginya di 105, masih berada di kisaran 104,2.
Namun di sisi lain, pagi ini harga aset berisiko di sesi Asia kelihatan positif.
Indeks saham Asia bergerak positif.
“Sebagian nilai tukar emerging markets juga bergerak menguat terhadap dolar AS.
Ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah,” kata Ariston.
Dari dalam negeri, Ariston melanjutkan, surplus neraca perdagangan April 2022 juga mungkin bisa menahan pelemahan rupiah.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp 14.550 hingga Rp 14.650 per dolar Amerika.
Direktur PT TRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan mata uang rupiah pagi ini terselamatkan oleh kebijakan Cina untuk mengakhiri penguncian tetap Covid-19.
“Ada juga kebijakan dari Cina memangkas suku bunga untuk pembelian rumah pertama.
Ini yang membuat indeks dolar mengalami pelemahan,” katanya.
Meski demikian, penguatan rupiah hanya bersifat sesaat.
Dalam minggu-minggu ini, Ibrahim mengatakan pelaku pasar akan kembali terguncang laju inflasi, perlambatan ekonomi, dan sentimen suku bunga.
“Ini membuat rupiah menuju Rp 15 ribu per dolar Amerika.
Bank Indonesia kemungkinan akan melakukan intervensi,” ucap dia.
ANTARA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA