Staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menanggapi pengaruh amblesnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. atau saham GOTO terhadap PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan anak usahanya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Arya mengatakan pasar tak perlu khawatir penurunan saham akan membuat perusahaan pelat merah itu ambruk.
“Jadi bedakan dengan Jiwasraya.
Jiwasraya ketika masuk, beli saham, enggak masuk bisnis.
Dia hanya tunggu investasi saham naik-turun,” kata Arya saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Mei 2022.
“Kalau (Telkomsel) ini bukan (menunggu) saham naik-turun.
Ini (Telkomsel) punya bisnis (di sana).” Telkomsel sebagai anak usaha Telkom memiliki perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).
Telkomsel menanamkan investasi berbentuk obligasi konversi tanpa bunga senilai Rp 2,11 triliun.
Jatuh tempo obligasi itu pada 2023.
Unrealized loss Telkom Baru-baru ini, emiten TLKM mencatatkan unrealized loss atau kerugian yang belum terealisasi sebesar Rp 811 miliar dari investasinya di GOTO.
Kerugian ini lantaran pergerakan saham GOTO memerah sejak melantai di pasar saham, bulan lalu.
Stafsus Erick Thohir ini melihat saham GOTO masih memiliki peluang untuk rebound.
“Saham naik-turun itu biasa,” katanya.
Apalagi, kata Arya, GOTO memiliki ekosistem yang kuat baik dari sisi mitra maupun pengguna.
Ekosistem GOTO akan mendorong kinerja Telkomsel.
“Potensinya ada 2,5 juta lebih driver Gojek dikonversi untuk jadi pelanggan Telkosmel.
Hitung saja berapa setahun bisnis Telkomsel jika 2,5 juta driver pakai Telkosmel dengan pengeluaran pulsa sebesar Rp 50 ribu sehari, hitung saja berapa,” ucap Arya.